Minggu, 22 Februari 2009

Tasawuf, Penentang dan Pendukungnya (Bagian 9)

AHLI SUFI DALAM SOROTAN

Ahli sufi terutama para tokohnya adalah kelompok yang paling banyak disoroti dan diteliti tiap gerak dan langkahnya. Sudah tentu lawan tasawuf tidak melihat dan menilai kecuali sisi negatifnya saja. Para sufi adalah manusia biasa juga yang tidak luput dari segala kekhilafan.
Demikian tajam dan kerasnya penilaian dan sorotan terhadap ahli sufi, sehingga pernah ada penulis muslim yang membuat perbandingan antara Rasulullah dengan 22 tokoh sufi dari zaman ke zaman. Telah dilukiskan seolah-olah ahli sufi itu penegak ajaran yang patut disejajarkan dengan Rasulullah. Dengan kata lain ada anggapan bahwa sufi itu diperbandingkan dengan Nabi.
Dan adanya asumsi salah itu kemudian kesalahan ditimpahkan kepada ahli sufi. Mereka menggugat seolah-olah semua tuduhan itu memang benar dan bersumber dari tasawuf dan ahli sufi sendiri, oleh karena itu perlu dimintai pertanggung jawabannya.

Mengapa misalnya orang tidak minta pertanggung jawaban kepada penyimpangan yang nyata dan tanpa sumber jelas terhadap kelompok-kelompok lain yang juga tidak luput dari kekhilafan. Bukan pada alamat yang tepat jika tasawuf dan ahli sufi yang berjalan di atas al Qur’an dan As Sunnah itu disebut sebagai sempalan penyimpangan ajaran ilahi.

Kecuali tentu bila ahli sufi yang harus digugat itu disebutkan bentuk penyelewengannya dan diluruskan bahwa penyimpangan itu karena sudah nyata kontras dengan ajaran Islam. Barangkali kritik itu bisa dipahami. Apalagi dengan mempelajari ciri khas golongan atau kelompok yang menyimpang. Lawan-lawan tasawuf yang apriori dalam mengulas hal tersebut acapkali terjebak dalam sikap dan pendirian yang terpengaruh oleh emosi. Memang seringkali meninggalkan sifat jujur dan jernih, sekalipun kadang untuk menutupi itu bukan untuk membalas. Dengan metode menyalahkan tanpa disertai bukti dan fakta dan sikap menang sendiri dan dengan cara selektif dalam mengambil rujukan misalnya hadits-hadits yang dipahami secara tekstual dan hanya cocok dengan pikirannya sendiri, serta menolak mentah-mentah mana yang tidak menguntungkan.
Sehingga analisis dan tanggapan mereka itu acapkali penuh dengan kontradiksi dan diluar norma dan kaedah ilmiah. Sedang tasawuf sebagai aliran pemikiran Islam yang menyangkut aqidah dan kepercataan muslim, seharusnya dibahas dengan jujur dan mendudukan tiap persoalana pada tempat yang wajar dan proporsional dan semestinya.

Ibnu Taimiyah rahimallahu pernah mengatakan dalam salah satu bukunya : “para ahli sufi adalah sekelompok yang juga berijtihad dalam (upaya) menaati Allah SWT, sebagaimana ijtihad yang lain. Maka diantara mereka ada yang mendahului pendahulunya, atas kadar ijtihadnya. Dan diantaranya pula ada yang berijtihad namun keliru, maka ada juga yang bersalah kemudian menyesal (bertaubat) dan atau ada pula yang tidak bertaubat”
(Bersambung...)

2 komentar:

  1. aq mhon dukung biar blog ni ditutup..terlalu menghasut.....

    http://trulyislam.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Aku mendukung blog tsb ditutup. Caranya bermacam-macam, seperti : tidak menyebarkan blog tsb, karena jika disebarkan maka akan menjadi promosi gratis dari mulut ke mulut, tidak menjawab blog tsb di media massa or milis, karena mereka akan melakukan counter balik sehingga isu dan gaungnya menjadi lebih besar. Tidak perlu membaca isi blog tsb dengan demikian informasinya hanya konsumsi pemilik blog itu sendiri. Ingat Firman Allah : "Sesungguhnya Yahudi dan Nashara tidak akan senang dengan kamu hingga kamu mengikuti agama mereka".

    BalasHapus