Minggu, 15 Februari 2009

Tasawuf, Penentang dan Pendukungnya (Bagian 4)

TASAWUF DI ZAMAN SAHABAT

Zuhud, ‘Uzlah, Fana dan wara’ adalah yang menjadi tema pokok dari ajaran tasawuf. Perlu ditegaskan bahwa tasawuf di zaman Rasulullah tidak lain dari Islam itu sendiri sebagai aqidah dan syaria’ah. Tiap mukmin yang hakiki adalah seorang sufi dalam batas-batas yang wajar.

Para sahabat Nabi berhasil menumbangkan dua kekuatan rakasasa Romawi dan Parsi, kemudian tampil ke tampuk pimpinan dunia, sekali-kali bukan karena didukung oleh keunggulan alat dan perlengkapan material yang lebih sempurna. Melainkan karena aqidah, nilai akhlaq dan falsafah hidup yang tidak terlampau menitik beratkan kepada perhitungan laba rugi yang bersifat duniawi, dan kepentingan individu.

Harapan akan kampung akhirat, keridhoan ilahi itulah faktor yang menyebabkan sukses dan kemenangan gilang-gemilang yang diperoleh para sahabat Nabi. Sufi yang ideal itu adalah laksana penunggang kuda yang tangkas disiang hari dan ibarat rahib yang tekun di malam hari.
Memang seorang sufi yang sejati tidak lain adalah seorang pejuang yang siap berkorban dengan jiwa raga dan harta untuk agama, bangsa dan kebenaran.
Abu Bakar As-Shiddiq r.a. khalifah pertama adalah seorang yang tidak pernah absen dalam medan jihad menumpas para pemberontak (dalam peristiwa riddah), juga seorang yang gigih dalam beribadah , tekun membaca al-Qur’an di malam hari sehingga pernah kaum musyrikin datang meminta kepada Nabi agar melarangnya membaca (Qur’an) karena nada suaranya yang diselingi oleh sedu-sedan dan ratap tangis yang sangat memilukan hati, mempengaruhi siapapun yang menyimaknya.
‘Umar bin Khattab r.a. khalifah kedua dan dimasa khilafahnya runtuhlah kerajaan Romawi dan Parsi dan seluruh perbendaharaan Kisra dan Kaisar jatuh ke tangannya. Toh beliau tak tergoda dengan glamour kehidupan duniawi dan bendawi, justru beliaulah yang berbaju tambalan. Sebagai khalifah yang berkuasa penuh ia hidup dengan zuhud. Wara’, cukup memakan roti kering bercampur air tawar. Tidur bertilam tikar yang dibuat dari pelepah kurma. Disini letak kebesaran dan keagungan pribadinya, dan itulah rahasia segala sukses yang dicapainya.
Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar